KUTACANE – Aparatur Kepolisian tetap mengincar terdakwa pembunuhan berantai di Dusun Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, yang tewaskan 5 orang dan mencederai satu korban, Senin (16/6/2025). Aktor dengan inisial P (25) diperhitungkan tetap sembunyi di daerah pedalaman dengan bawa senjata tajam.
Kapolres Aceh Tenggara AKBP Yulhendri SH SIK MIK lewat Kasi Humas, AKP Jomson Silalahi, mengatakan, semenjak peristiwa sampai Selasa (17/6/2025), team kombinasi Sat Intelkam dan Sat Reskrim terus memburu aktor yang diprediksikan tetap ada di sekitaran Babul Rahmah.
Berdasar laporan Polisi, tindakan diawali sekitaran jam 13.20 WIB saat P bertandang ke rumah Aura (15) dan Fazri (4) di Dusun Uning Sigurgur. Tanpa argumen terang, aktor langsung serang ke-2 nya dengan parang sampai meninggal pada tempat.
Sekitaran 10 menit selanjutnya, P meneruskan laganya ke rumah Evi (16), membacok leher dan kepala korban. Mattiah (45), masyarakat Dusun Rambung Tubung, menjadi target. “Korban sempat jadi saksi sebelumnya terakhir dibacok,” terang AKP Jomson.
Nayan (50) dan Hidayat (27) menjadi korban paling akhir. Hidayat sebelumnya sempat dirawat di RSUD Sahuddin Kutacane, tapi wafat karena cedera kronis.
Polisi mengutarakan, P mempunyai jalinan keluarga dengan korban. “Aktor ialah paman sekalian adik kandungan ibu sejumlah korban. Polanya masih kami selidik,” kata AKP Jomson.
Saat sebelum peristiwa, P diketahui baru pulang belanja dari Pasar Senin Dusun Tenembak Alas. “Dia tinggal dengan orangtua di Pegunungan Kompas, Dusun Jalur Baning,” sambungnya.
Kapolres Yulhendri menghimbau masyarakat masih tetap siaga. “Bila menyaksikan aktor, selekasnya adukan ke Polisi paling dekat. Jangan mencoba tangani sendiri karena aktor bawa senjata tajam,” pesannya.
AKP Jomson menambah, “Kami memerlukan support warga untuk tangkap aktor secepat-cepatnya.”
Sampai informasi ini di turunkan, P masih buron. Polisi telah menyiagakan team di beberapa titik vital dan akan memberi up-date perubahan kasus,
Sementara Samidah (70), nenek terdakwa, bercerita bagaimana dia temukan dua cucunya, Laura (15) dan Fajri (4), terkapar bersimbah darah di tempat tinggalnya. “Saya baru pulang dari kebun ambil daun pisang. Mendadak menyaksikan mereka sudah tidak bernyawa,” katanya sekalian menangis.
Tidak itu saja, anak kandungnya, Nayyan Basri (50), dan cucu yang lain, Hidayat (27), menjadi korban. “Saya tidak mampu terima realita cucu saya sendiri sampai hati membunuh anak dan cucu-cucu saya,” pungkas Samidah.(as)