ACEH TENGGARA – Lebih dari 5.000 masyarakat dari beragamkomponenwargapadati Lapangan Pemuda Kota Cane padaaktivitas Kampanye Keselamatan Ber lalu Lintas 2025 yang diadakan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Aceh bersama Forkopimda Aceh Tenggara.
Acara ini menjadimomen penting dalam mengumandangkanloyalitas bersama untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas danmembuat budaya teratur ber lalu lintas. Datangpadaaktivitas ini Bupati Aceh Tenggara, elemen Forkopimda, figurwarga, figur agama, pengulu kute (kepala desa), siswa, mahasiswa, danwarga umum dari beragamkelompok.
Dalam penjelasannya, Direktur Lalu Lintas Polda Aceh, Kombes Pol. M. Iqbal Alqudusy, S.H., S.I.K., memperjelasjika kecelakaan lalu lintas sudahmenjadi mesin pembunuh khusus di Aceh. Berdasar data IRSMS tahun 2024, ada 3.518 peristiwalalu lintas, dengan 631 korban wafat.
Lebihmengenaskan, sekitaran 30 % dari korban wafatterdaftartidakmemakai helm, dansebagian besaradapadabentangumur produktif 17 sampai 25 tahun. Bukti ini memperlihatkanjika keselamatan di jalan tidak cumarumortehnis, tapipermasalahan sosial yang berpengaruhpadamasa datangangkatandan kesejahteraan keluarga.
Sebagaibentukloyalitaskelompok, semua peserta membacakan MaklumatLoyalitas Bersama untukmerealisasikan Aceh Tenggara sebagaidaerahteratur ber lalu lintas , sekalianmenarget Zero Accident.
Semua pihakdibawauntukjadikan keselamatan ber lalu lintas sebagai budaya hidup, diawali dariperlakuansederhana seperti memakai helm di setiap waktu, baik pagi, siang, sore atau malam
Dalam sambutannya, Bupati Aceh Tenggara ajakbeberapa pengulu kute dansemuaelemenwargauntukturutberperanan aktif dalam memberikanbeberapa nilai disiplin dan keselamatan di lingkungan masing-masing.
“Teratur ber lalu lintas ialah investasi untukmasa datangwilayah. Ini tidak cumamasalah polisi, tetapitanggung-jawab kita bersama,” katanya.
Sebagaisisi dari serangkaianaktivitas hari itu, dilaksanakanMaklumat Anti Narkoba dan Anti Premanisme, yang memperjelasloyalitas bersama untukmembuatlingkungannya yang aman, sehat, dan bebas dari teror kriminalitas.
Semua peserta dengan tegasmenampiksemuabentukpenyimpangan narkoba dantindakan premanisme yang bisamenghancurkanaturan sosial warga.
Aktivitas ini menjadilambang kuat jika Aceh Tenggara siap membuatwarga yang teratur ber lalu lintas , bebas narkoba, dan aman dari premanisme, untukmerealisasikanwilayah yang maju, sehat, danmemiliki daya saing.